BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan
kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara
sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang
lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Green dan para
koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman
belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku
yang kondusif bagi kesehatan.
Menjadi seorang tenaga
kesehatan (perawat) bukanlah hal yang mudah. Seorang perawat harus siap fisik
maupun mental, karena tugas seorang perawat sangatlah berat. Di Indonesia ini
jumlah perawat memang tidak sedikit, tetapi untuk di pelosok daerah masih
banyak masyarakat yang belum paham akan arti dari profesi tenaga medis. perawat
yang siap mengabdi di kawasan pedesaan, artinya ia juga harus siap dengan
konsekuensi yang akan terjadi. Tak mudah mengubah pola pikir ataupun kebiasaan
masyarakat. Apalagi, masalah proses pertolongan atau penyembuhan. Kehadiran
tenaga medis dengan spesialisasi melayani masyarakat di beberapa daerah
terpencil merupakan hal yang baru dan tidak mudah ubtuk beradtasi dengan budaya
dan kebiasaan masyarakat.
Pembangunan kesehatan
yang cenderung urban-based harus terus diimbangi dengan upaya-upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang bersifat
satelit pelayanan. Dengan demikian, pembangunan kesehatan dapat menjangkau
kantong-kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar
kejadian sakit dan kematian. Kelompok-kelompok penduduk inilah yang
sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap
penyakit, kemampuan membayar mereka jauh lebih sedikit.
- RUMUSAN MASALAH
-
Adapun rumusan masalah dari latar
belakang di atas adalah sebagai berikut:
-
Apa pengertian keperawatan?
-
Apa pengertian implikasi?
-
Apa pengertian Transkultural?
-
Bagaimana implikasi transkultural dalam
praktek keperawatan?
- TUJUAN
-
Untuk mengetahui pengertian keperawatan.
-
Untuk mengetahui pengertian implikasi.
-
Untuk mengetahui pengertian
transkultural.
-
Untuk mengetahui bagaiman implikasi
transkultural dalam praktek keperawatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN KEPERAWATAN
Florence Nightingale
(1895)
Keperawatan adalah
suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktivitas.
Martha Roger (1970)
Keperawatan adalah
pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehtan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi penderita
sakit serta penyandang cacat.
Dorothea Orem (1971)
Keperawatan ialah
proses aksi dan interaksi untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur
dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka pada saat
tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Callista Roy (1976)
Keperawatan merupakan
disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan, yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Virginia Henderson
(1978)
Perawatan adalah upaya
membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk menggunakan kekuatan,
keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu
melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit atau meninggal dunia
dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak
menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin.
Lokakarya Keperawatan
(1983)
Perawatan adalah
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditunjukkan kepada individu,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan
diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
sertakurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari. Kegiatan
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama (PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik
keperawatan.
International Council
of Nursing (1965)
Perawat adalah
seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di
negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
V. Henderson (1980)
Perawat mempunyai
fungsi yang unik yaitu, membantu individu baik yang sehat maupun yang sakit,
dari lahir hingga meninggal agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri, dengan menggunakan kekuatan, kemauan, atau pengetahuan yang
dimiliki. Oleh sebab itu, perawat berupaya menciptakan hubungan yang baik
dengan pasien untuk menyembuhkan/meningkatkan kemandiriannya. apabila
kemandirian tidak berhasil diciptakan maka perawat membantu mengatasi hambatan.
apabila penyakit tidak dapat disembuhkan dan akhirnya meninggal dunia, maka
perawat berusaha agar pasien dapat meninggal dengan tenang.
Taylor C. Lilis C.
Lemone (1989)
Perawat adalah
seseorang yang berperan dalam merawat dan membantu seseorang dengan
melindunginya dari sakit, luka dan proses penuaan.
Undang-Undang RI. No.23
tahun 1992 Tentang kesehatan
Perawat adalah mereka
yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan perawatan.
Undang-Undang RI No.20
tahun 2014 Tentang Praktik Keperawatan
Perawat adalah
seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Perawat vokasional
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Diploma III Keperawatan dan
Sekolah Perawat Kesehatan yang terakreditasi dan diakui oleh pejabat yang
berwenang.
- PENGERTIAN IMPLIKASI
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI)
keterlibatan atau
keadaan terlibat (nomina)
Contoh:
~ manusia sbg objek
percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya;
sumber: kbbi3
yg termasuk atau
tersimpul; yg disugestikan, tetapi tidak dinyatakan
Implikasi berfungsi
membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang
baru dilakukan.
Macam-macam
implikasi:
Implikasi
Teoritis
Pada bagian ini
peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal dari
penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai
kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang
relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model teoretis.
Implikasi
Manajerial
Pada bagian ini
peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan
temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi manajerial
memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.
Implikasi
Metodologi
Bagian ini bersifat
opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi yang digunakan
dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan
mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan dengan
sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang telah
dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak
digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti
dapat menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan
dalam penelitian lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk
meningkatkan mutu dari penelitian
- PENGERTIAN TRANSKULTURAL
Transcultural nursing
adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaanh dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat, sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (leininger,
2002)
- TRANSKULTURAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
A.
Konsep Perilaku
Perilaku merupakan hasil
hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner. Perilaku tersebut
dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif
diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh
dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media massa (WHO 1992).
Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses
penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar
dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan,
menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.
Menurut Notoatmojo
(1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat terlihat
langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995)
menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa
suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok,
dan kebijaksanaan social (Atkinson dkk, 1993). Menurut Harvey & Smith
(1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur. Sikap tidak dapat diamati
secara langsung tetapi sikap dapat diketahui dengan cara menanyakan terhadap
yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan pertanyaan berbentuk
skala.
Tindakan dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan
kepercayaan (cit. Notoatmojo 1993). Menurut Sarwono (1993) perilaku manusia
merupakan pengumpulan dari pengetahuan, sikap dan tindakan, sedangkan sikap
merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar dan dari
dalam dirinya.
Perubahan perilaku
dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan
sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam
proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan
(input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo 1993). lndividu atau
masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi
perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut
faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern,
yaitu faktor lingkungan.
B.
Perilaku Sehat Dan Perilaku Sakit
Berdasarkan batasan
perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons
seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan.
dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Perilaku
pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau
usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian
dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut
perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior) Perilaku ini adalah
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau
kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self
treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
c. Perilaku sakit
(illness behavior)
Perilaku sakit ini
mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap
sakit, pengetahuan tentang : penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit,
dan sebagainya.
d. Perilaku peran sakit
(the sick role behavior)
Dari segi sosiologi,
orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup hak-hak
orang sakit (right) dan
kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban
ini harus diketahui
oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya),
yang selanjutnya
disebut perilaku peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini
mliputi :
1) Tindakan untuk
memperoleh kesembuhan.
2) Mengenal /
mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
Mengetahui hak
(misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb) dan
kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama
kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit kepada orang lain,
dan sebagainya)
IMPLIKASI TRANSKULTURAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
- Keperawatan
Asuhan keperawatan
adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan meman dirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan
dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/ mempertahankan budaya,
mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan mengubah/ mengganti budaya klien
Mempertahankan budaya
- Proses keperawatan
Model konseptual yang
dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks
budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser
(1991). menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and
Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
- Pengkajian
Pengkajian adalah
proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai
dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen
yangada pada "Sunrise Model" yaitu :
-
Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi
kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji :
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan,
alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif
dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
-
Faktor agama dan falsafah hidup
(religious and philosophical factors)
Agama
adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama
yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan,
cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
-
Faktor agama dan falsafah hidup
(religious and philosophical factors)
Perawat
pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
-
Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
(cultural value and life ways)
Nilai-nilai
budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai
sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada
faktor ini adalah: posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
-
Faktor kebijakan dan peraturan yang
berlaku (political and legal factors)
Kebijakan
dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle,
1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,
cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
-
Faktor ekonomi (economical factors)
Klien
yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji
oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
-
Faktor pendidikan (educational factors)
Latar
belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu
tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan
klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
- Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai
latar belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui
intervensi keperawatan. Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi
verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,gangguan interaksi sosial
berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
- Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan
pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan
yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar
belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang
ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki
klien bertentangan dengan kesehatan.
Perawat dan klien harus
mencoba untuk memahami budaya masing - masing melalui proses akulturasi, yaitu
proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan
memperkaya budaya budaya mereka.
Bila perawat tidak
memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan
terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien
amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien
yang bersifat terapeutik.
F. Evaluasi
Evaluasi asuhan
keperawatan dilakukanterhadap keberhasilan klien tentangmempertahankan budaya
yang sesuaidengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan
kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi bisa diketahui latar belakang
budaya pasien.